Rindu, kembali menyapa takala senja
Menjalar sepanjang jalan pulang
Menyelinap dalam keramaian kota
Tak mendesak seperti pencari takjil
Segenap rasa, berusaha untuk bersahaja
Suatu pergi, tanda pernah datang
Goresan berupa tindak ataupun kata
Sejujurnya, hati selalu rasa ganjil
Izinkan aku membingkai rindu
Bukan lewat syair syahdu
Tutuplah matamu dari kejauhan
Disini aku tengah bermain peran
Tulikan pedengaran, mereka orang lain
Tak sedikitpun tahu apa kuingin
Tak bermaksud jadi pembohong
Tak ingin tahu sedang berjuang
Perjalanan tengah kunikmati
Semoga kau mengerti
Rindu padamu, seperti rindunya ramadhan
Tak bisa mengukur, sebatas bersyukur, kesempatan
Bukannya tak penting, kembali bertemu
Hal lebih penting, ingat buah saat bertemu
Itulah sejatinya bekal perjalanan
Sebuah pembelajaran berbalut kenangan