34 Tahun Berdiri, IRMA Palembang Gelar Gebyar Milad

34 Tahun Berdiri, IRMA Palembang Gelar Gebyar Milad
Masjid Agung Palembang © bujangmasjid.blogspot.com

Sambut Usia Ke-34 Tahun, IRMA Palembang Gelar
Gebyar Milad

Sebagian orang mengenal Palembang sebagai sentral Kerajaan Sriwijaya di masa lampau. Tapi siapa tahu, ternyata selain Kerajaan Sriwijaya, pernah ada sebuah kesultanan yang berdiri di atas tanah yang sama. Pasca runtuhnya Kerajaan Sriwijaya dan Kerajaan Palembang, berdirilah Kesultanan Palembang Darussalam. Nuansa islami pun mulai menyelimuti kota berjulukan “Venice from the East” ini sejak saat itu hingga sekarang. Salah satu pembangunan tata kota yang paling menyimbolkan kondisi tersebut adalah pembangunan Masjid Agung Palembang yang mulai berlangsung pada tahun 1738 M.

Masjid Agung Palembang tempo dulu (sumber : simas.kemenag.go.id)

Masjid Agung Palembang adalah salah satu bangunan ikonik paling tua yang ada di Palembang. Selama Masjid Agung Palembang berdiri, ada banyak elemen masyarakat yang turut terlibat dalam pembangunan dan perawatannya, salah satunya adalah Ikatan Remaja Masjid Agung (IRMA) Palembang yang masih dibawahi oleh Yayasan Masjid Agung Palembang.

Pembentukan IRMA tentu bukan hal yang baru bagi masyarakat Indonesia yang mayoritasnya muslim. Hampir setiap masjid jamik memiliki IRMA masing-masing. Hal tersebut tentu berangkat dari tuntunan agama Islam yang mengharuskan umat muslim untuk memakmurkan masjid, dan membentuk organisasi pemuda masjid adalah salah satu caranya.

Salah Satu Organisasi Pemuda Paling Tua di Palembang

Sebelum resmi bernama IRMA, awalnya organisasi pemuda masjid di Masjid Agung Palembang adalah Karang Taruna Kelurahan 19 Ilir, Palembang. Kecintaan pemuda-pemuda karang taruna tersebut terhadap Masjid Agung mendorong mereka untuk rajin berkegiatan di Masjid Agung. Lambat laun, mereka akhirnya mencetuskan ide untuk membentuk organisasi kepemudaan yang khusus bergerak dengan visi memakmurkan Masjid Agung Palembang.

Sayang, ide tersebut digagas ketika iklim pemerintahan di Indonesia sedang tidak kondusif. Pemerintah Indonesia yang tengah memasuki era Orde Baru tidak mendukung adanya organisasi pemuda masjid. Namun keterbatasan tersebut tidak mengecilkan niat pemuda Karang Taruna 19 Ilir. Mereka terus aktif bergerak dan berkegiatan di Masjid Agung Palembang, dengan dipimpin oleh A. Anshori Madani. Walhasil, pada akhirnya IRMA Masjid Agung resmi berdiri sendiri pada 23 Februari 1984. Berdirinya IRMA Palembang pada saat itu menjadikan IRMA Palembang sebagai organisasi pemuda masjid pertama di Indonesia.

Gebyar Milad 34 Tahun IRMA Palembang

Beragamnya kegiatan sosial dan keagamaan yang kerap diadakan IRMA Palembang menjadikannya wadah yang cukup populer bagi pemuda-pemudi di kota Palembang dalam menyalurkan minat dan bakat. Hal tersebut tampak pada rekrutmen terbuka pengurus IRMA Palembang yang digelar pada Januari lalu. Tak kurang dari 767 remaja mendaftar menjadi pengurus IRMA Palembang, meliputi pelajar SMP, pelajar SMA dan mahasiswa dari berbagai sudut Palembang maupun wilayah lain di sekitar Palembang.

Remaja IRMA yang menggalang dana dalam kegiatan tabligh akbar (sumber : redaksi)

Terhitung hingga tahun ini, IRMA Palembang sudah genap berusia 34 tahun. Tepat pada tanggal 21 hingga 25 Februari lalu, dalam memperingati hari jadi IRMA Palembang yang ke-34, IRMA Palembang turut menyelenggarakan kegiatan sosial dan perlombaan bertajuk “Gebyar Milad 34 Tahun IRMA Palembang”. Rangkaian kegiatan tersebut tak lain terdiri dari  khitanan massal, donor darah, berbagai perlombaan dan ditutup dengan tabligh akbar di hari terakhir. Perlombaan yang diselenggarakan pun antara lain : lomba da’i dan da’iyah, lomba hadroh, lomba azan dan doa qunut, lomba kaligrafi, lomba tahfizh Quran serta lomba fotografi. Sebagian perlombaan dikhususkan bagi anak-anak, membuat acara menjadi lebih semarak.

Penyerahan hadiah kepada para pemenang lomba hadroh (sumber : redaksi)

“Niat adalah hal yang sangat penting dalam beramal. Bahkan dalam berbagai kitab seperti Riyadus Sholihin dan Al-azkarun Nawawi, hadits tentang pentingnya niat selalu muncul di mukaddimah (pengantar)”, pungkas Ustadz Abdul Majid Dahlan dalam tabligh akbar yang menandai ditutupnya rangkaian acara pada Hari Ahad (25/02). “Orang yang niatnya benar dalam beramal, balasan untuknya tidak harus menunggu ia meninggal. Allah akan membalasnya dengan cepat”, tambahnya, berkaca tema tabligh akbar tersebut, yaitu “Semangat Pemuda Islam Berhijrah untuk Menghadapi Tantangan Akhir Zaman”. Selain Ustadz Abdul Majid Dahlan, IRMA Palembang juga turut menghadirkan Ustadz Ahmad Iskandar Zulkarnain, Lc., M.A.

Pilih Bangga Bangga 33%
Pilih Sedih Sedih 0%
Pilih Senang Senang 67%
Pilih Tak Peduli Tak Peduli 0%
Pilih Terinspirasi Terinspirasi 0%
Pilih Terpukau Terpukau 0%

Bagaimana menurutmu kawan?

Berikan komentarmu