Tanpa Perlu Sulap dan Sihir, Bukit Sulap Tawarkan Keindahan Wisata Alamnya

Tanpa Perlu Sulap dan Sihir, Bukit Sulap Tawarkan Keindahan Wisata Alamnya
Pemandangan Bukit Sulap dan Kota Lubuk Linggau © travelingyuk.com

Jika anda pelesir ke Kota Lubuk Linggau, Sumatera Selatan, maka sempatkanlah diri anda untuk berkunjung ke berbagai objek wisata yang ada disana. Salah satu objek wisata alam yang tidak boleh dilewatkan adalah Taman Wisata Alam Bukit Sulap.

Sebab Dinamai Bukit Sulap

Namanya yang unik menjadi salah satu penarik rasa ingin tahu para wisatawan. Tak ada makna tersembunyi dalam nama tersebut.

Bukit Sulap yang mulai terlihat menjelang siang (sumber : ksmtour.com)

Bukit Sulap seolah memang memiliki sulapnya sendiri dalam mengelabui mata orang-orang yang melihatnya. Bentuk Bukit Sulap dari kejauhan akan tampak berbeda-beda, tergantung dari sudut pandang orang yang melihatnya. Selain itu, Bukit Sulap juga tampak ‘menghilang’ ketika pagi hari dan baru muncul menjelang siang hari. Hal tersebut dikarenakan kabut tebal yang muncul dan menyelimuti Bukit Sulap, sehingga Bukit Sulap tidak terlihat dari kejauhan.

Wisata Alam yang Ditawarkan Bukit Sulap

Bukit Sulap adalah salah satu wisata pendakian yang cukup populer di Sumsel, selain Gunung Dempo di Pagaralam dan Bukit Serelo di Lahat. Salah satu keistimewaan Bukit Sulap adalah bahwa objek wisata satu ini termasuk ke dalam wilayah Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS) yang tersebar di  beberapa provinsi di Sumatera Bagian Selatan (Sumbagsel). Bukit Sulap adalah rumah dari beberapa fauna langka seperti monyet berekor panjang, lutung, rusa, trenggiling dan merupakan koridor bagi harimau sumatera.

Terdapat dua alternatif yang tersedia bagi wisatawan untuk mencapai puncak Bukit Sulap, yaitu jalur pendakian biasa dan kereta miring (inclinator). Tidak membutuhkan waktu lama untuk mencapai puncak Bukit Sulap dengan pendakian biasa. Dalam cuaca yang bagus, setidaknya puncak Bukit Sulap bisa dicapai dalam waktu satu jam saja. Wisatawan yang memilih mendaki juga berkesempatan untuk berinteraksi langsung dengan keindahan alam di Bukit Sulap. Meski demikian, alternatif kereta miring juga patut dicoba. Berbeda dengan kereta biasa yang melaju di atas permukaan yang datar, kereta miring justru sengaja dirancang untuk bergerak di atas rel yang menanjak. Usut punya usut, jalur kereta miring di Bukit Sulap ternyata adalah yang terpanjang di seluruh Indonesia. Jalur sepanjang kurang lebih 600  meter tersebut dibagi dalam empat trek, masing-masing dengan tingkat kelandaian yang berbada. Trek ketiga dan keempat memiliki kemiringan paling landai, yaitu 40 derajat.

Salah satu trek kereta miring di Bukit Sulap (sumber : infollg.net)

Bagi masyarakat Lubuklinggau dan Musirawas, Bukit Sulap memiliki arti yang penting. Selain sebagai sentral gravitasi sektor pariwisata Lubuk Linggau, Bukit Sulap juga menyimpan bukti sejarah yang belum terpecahkan seutuhnya. Di salah satu sisi lerengnya, tepatnya di Ulak Lebar, terdapat beberapa makam dan menhir yang dikeramatkan oleh penduduk setempat. Konon, salah satu makam tersebut adalah milik Bujang Kurap, salah satu tokoh masyarakat tersohor dari Bumi Silampari. Penduduk lokal berkeyakinan bahwa selain makam tersebut, awalnya di Ulak Lebar juga terdapat sebuah pemukiman yang kini telah hilang tanpa meninggalkan jejak, kecuali sebuah bukit berbentuk benteng yang memanjang dari Sungai Kelingi hingga Sungai Ketue. Misteri hilangnya pemukiman tersebut menjadi muasal dari nama silampari yang berarti “pemukiman yang hilang”.

Pernah Mendunia di 2014

Keindahan wisata alam di Bukit Sulap bukan hanya dinikmati oleh wisatawan. Pada November 2014 lalu, Bukit Sulap turut dipromosikan secara mendunia dengan menjadi tuan rumah penyelenggaraan Asian Mountain Bike Championship 2014. Setidaknya 16 negara mengirimkan atlet delegasi mereka untuk turun dalam kompetisi tersebut. Berbeda dengan negara-negara lain yang biasanya menggunakan jalur buatan sebagai trek perlombaan, di Bukit Sulap, para atlet harus berjibaku menempuh jalur alam yang berbatu dan landai. Kejuaraan sepeda gunung tersebut turut mendorong Pemerintah Kota Lubuk Linggau untuk membangun beberapa fasilitas yang masih bisa dimanfaatkan hingga saat ini, antara lain shelter atlet yang dibangun di lereng Bukit Sulap serta kereta miring yang kini dapat dinikmati oleh wisatawan.

(sumber : beritagar.id; mongabay.co.id)

Pilih Bangga Bangga 33%
Pilih Sedih Sedih 33%
Pilih Senang Senang 33%
Pilih Tak Peduli Tak Peduli 0%
Pilih Terinspirasi Terinspirasi 0%
Pilih Terpukau Terpukau 0%

Bagaimana menurutmu kawan?

Berikan komentarmu