Diiringi 'Gerhana Bulan Merah', Wisata Air di Taman Kerajaan Sriwijaya Diresmikan

Diiringi 'Gerhana Bulan Merah', Wisata Air di Taman Kerajaan  Sriwijaya Diresmikan
Pemandangan pada sore hari di Danau Taman Wisata Kerajaan Sriwijaya © Redaksi

Rabu (31/01) lalu, Taman Wisata Kerajaan Sriwijaya (TWKS) ramai dikunjungi warga Palembang dari berbagai penjuru kota. Hari itu spesial bagi pengelola TWKS dan warga Palembang. Pasalnya, sarana hiburan baru TWKS berupa wahana air diresmikan pada hari itu. Peresmian tersebut secara langsung turut menambahkan satu lagi daya tarik pengunjung dari taman wisata sejarah di Kota Palembang tersebut.

Peresmian wahana air tersebut dilakukan secara simbolis dengan pemecahan kendi oleh Addi Ramdhoni, Kepala UPTD Taman Wisata Kerajaan Sriwijaya, kemudian dilanjutkan dengan uji coba wahana air oleh tamu-tamu kehormatan yang diundang. Untuk sementara baru terdapat dua unit perahu ketek yang melengkapi wahana air TWKS. “Kami (pengelola TWKS) mengajukan bantuan ke pihak sponsor dan sudah ditanggapi. Nantinya akan ada perahu tambahan, tapi belum selesai”, ujar Kak Addi di akhir rangkaian acara.

Beberapa tamu undangan peresmian wahana air tampak menguji coba perahu di danau Taman Kerajaan Sriwijaya

Namun kegiatan di TWKS tidak berakhir langsung disana. Pengunjung masih setia berkeliling TWKS, khususnya di kawasan wisata Pulau Cempaka yang juga sudah diresmikan pada Bulan Desember 2016 lalu. Pengunjung justru makin ramai menjelang petang. Hal tersebut tak lain dikarenakan rangkaian acara lain yang paling mereka tunggu : menyaksikan gerhana super blue blood moon.

Pengelola TWKS bekerjasama dengan Komunitas Rumah Budaya memang sudah menyiapkan beberapa agenda seru untuk menghibur pengunjung TWKS. Acara yang bertajuk “Luxury Super Moon and Lunar Eclipse at Sriwijaya Museum” tersebut bukan hanya memfasilitasi pengunjung untuk menyaksikan gerhana super blue blood moon. Setelah dihibur dengan wahana air yang baru diresmikan, pengunjung juga kemudian dimanjakan dengan ragam kuliner lokal yang dijajakan di lokasi acara. Selain itu, pengunjung juga diakomodir untuk melakukan sholat gerhana bulan di Pendopo Utama TWKS, sebelum akhirnya menyaksikan langsung proses gerhana super blue blood moon.

Apa sebenarnya yang dimaksud super blue blood moon? Untuk mengedukasi masyarakat yang hadir, turut hadir pula pada saat itu perwakilan BMKG Stasiun Klimatologi Kelas I Kenten Palembang. Gerhana super blue blood moon adalah kombinasi dari tiga kejadian alam yang terjadi di waktu bersamaan : super moon, blue moon dan gerhana bulan total.

Super moon terjadi ketika bulan dalam revolusinya mengelilingi bumi berada dalam posisi terdekatnya dengan atmosfer bumi, sementara blue moon adalah purnama kedua yang muncul dalam satu bulan masehi yang sama. Adapun gerhana bulan total terjadi ketika bulan berada dalam bayang-bayang bumi yang membelakangi matahari. Dalam gerhana super blue blood moon, radiasi dari bulan terbiaskan di atmosfer bumi, sehingga cahaya bulan berubah menjadi merah darah. Dari sanalah berasal istilah ‘blood moon’.

Gerhana bulan total sendiri mulai berlangsung dari pukul 19.30 WIB hingga 20.30. Untuk menyaksikan gerhana super blue blood moon dengan jelas, pengunjung dapat meneropong bulan dengan teleskop yang disediakan oleh Dinas Pendidikan. Peristiwa gerhana super blue blood moon tersebut istimewa karena tak akan terulang lagi untuk waktu yang sangat lama. Setidaknya warga Palembang harus menunggu hingga tahun 2036 untuk kembali menyaksikan gerhana super blue blood moon.

Tak selesai sampai disitu, sebagai sentuhan akhir bagi acara tersebut, pengunjung TWKS diajak beramai-ramai mengunjungi Museum TWKS di malam hari. Yudhy Syarofie, seorang budayawan, memimpin pengunjung dalam sebuah tur singkat mengelilingi isi museum. Nuansa film night at the museum menyelimuti pengunjung yang hadir pada saat itu, tatkala semua pengunjung museum mencoba menyelami kehidupan raja-raja di masa Kerajaan Sriwijaya dahulu kala melalui peninggalan-peninggalan sejarah berupa kerajinan tembikar, patung, arca dan replika dari beberapa prasasti yang pernah di temukan di wilayah Sumbagsel.  Rangkaian acara baru berakhir pukul 23.00, ditutup dengan sesi foto bersama pengunjung, pengurus UPT TWKS dan pengurus Komunitas Rumah Budaya Sumsel.

Pilih Bangga Bangga 29%
Pilih Sedih Sedih 0%
Pilih Senang Senang 43%
Pilih Tak Peduli Tak Peduli 0%
Pilih Terinspirasi Terinspirasi 14%
Pilih Terpukau Terpukau 14%

Bagaimana menurutmu kawan?

Berikan komentarmu